Senin, 27 Agustus 2012

Suka Duka dalam Mengajar

Mengajar. Satu kata yang memiliki beribu peran dan aktivitas di dalamnya. Mengajar tidak hanya memberika pelajaran, namun juga mengandung arti membimbing, menjadikan orang tidak tahu menjadi tau, mendidik, berbagi, dan beberapa arti yang lain. Saya pernah mendapatkan suatu pengalaman mengajar yang sangat berarti bagi saya. Saya kelas 3 SMA waktu itu dan ditunjuk oleh pengurus yayasan tempat saya belajar untuk mengajar baca tulis Al-Qur’an khusus anak-anak yang baru masuk ke yayasan itu.
Singkat cerita akhirnya saya pun menyanggupi permintaan dari yayasan dan mulai mengajar adik-adik kelas yang sangat beraneka ragam karakternya. Awalnya saya juga merasa canggung untuk mengajar dan sempat bingung bagaimana teknik mengajar yang benar, mengingat saya pada waktu itu masih dikategorikan juga sebagai siswa, bukan guru atau tenaga pendidik yang mungkin sudah mengikuti sertifikasi. Namun, saat itu prinsip saya adalah mengikuti pedoman atau acuan mengajar seperti yang guru-guru saya lakukan. Satu hal yang menjadi tantangan berat saya waktu itu adalah mengajar anak-anak yang memang baru pertama kali belajar. Selain itu juga waktu pembelajaran yang diadakan di pagi hari setelah sholat shubuh membuat makin banyaknya tantangan bagi saya dalam mengajar. Banyak anak didik yang waktunya untuk mengikuti pembelajaran BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) malah keasyikan tidur. Terlebih lagi ada satu anak yang masih kelas 1 SD dan susahnya minta ampun untuk diajari BTA. Waktu itu saya benar-benar hampir frustasi menghadapi anak-anak yang sangat susah diatur. Namun ternyata berbekal dengan pengalaman saya dulu sebagai murid yang menginginkan suasana berbeda dalam proses pembelajaran, akhirnya saya pun juga mencoba untuk membuat beberapa terobosan agar suasana dalam pembelaran lebih hidup dan tidak ada lagi yang tertidur. 

Mathematic Is Rollercoaster For Me

Matematika!!! Satu kata yang ketika disebutkan memberikan efek yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang. Efek senang, takut, cemas, khawatir, sebel, bete, cinta, benci, dan sebagainya muncul ketika kata ini disebutkan. Yups, matematika memang seringkali menjadi dilema bagi beberapa orang, bahkan ada yang rela bunuh diri mengambil kelas IPS hanya untuk menghindari Matematika. 

Titik Temu Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Bahtsul Masail


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Bagaimana bisa manusia mencari nafkah, mencari pekerjaan, memenuhi kebutuhannya untuk melanjutkan hidup tanpa pendidikan. Pendidikan bukan hanya berarti mengikuti proses pembelajaran di sekolah, tapi juga segala keadaan dan situasi dimana ada suatu interaksi antara seseorang dengan orang lain dan terjadi pertukaran informasi disana yang menjadikan seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Kali ini saya akan mencoba menjelaskan sedikit tentang salah satu metode pembelajaran yang berdasarkan pada pemecahan masalah.

Menurut UNESCO (Tilaar, 1998:69), “model pembelajaran abad 21 haruslah: “learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together”, siswa bukan hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa mau serta mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar (learning to do). Interaksi siswa dengan lingkungannya menuntut mereka untuk memahami pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to know). Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadian untuk memahami kemajemukan, melahirkan sikap toleran positif terhadap keanekaragaman individu (learning to live together)

Bagaimana Cara Mencerdaskan Generasi Bangsa yang Tidak Mempunyai Kesempatan Mengenyam Pendidikan di Sekolah?


Pendidikan merupakan bagian dari pondasi kepribadian manusia. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, dan memiliki daya saing yang tinggi. Lalu bagimana menjadikan bangsa indonesia menjadi bangsa yang hebat? Pendidikan yang bermutu lah jawabannya. Pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Mengapa demikian? Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan yang berkembang sekarang bahwa pendidikan seorang mempunyai andil yang sangat besar terhadap daya pikir dan tingkat kesejahteraan seseorang. 

Susah Memahami Mata Kuliah? Ini Dia Solusinya...


Kita mungkin seringkali dikesalkan dengan beberapa materi mata kuliah yang di ajarkan dosen karena mengalami kesulitan dalam memahaminya, padahal kita telah berusaha mempelajari materi tersebut baik ketika sebelum materi tersebut disampaikan atau pada saat mengulang kembali. Kejadian yang seperti itu pernah saya alami dan kadang hal tersebut menumbuhkan rasa bosan dan jenuh untuk belajar karena berfikir bahwa belajar tidak ada gunanya kalau apa yang kita pelajari tidak kita pahami. Dan alhasil hal tersebut menyebabkan kita akan bertemu kembali dengan mata kuliah itu lantaran nilai yang tidak sesuai dengan target. Well, jika hal tersebut terjadi tentu saja kita akan menjadi orang yang sangat rugi, baik rugi dalam hal wasting time, pikiran, mental, tenaga, dan juga rugi secara finansial. Namun hal itu tidak akan berlangsung lama jika kita berusaha mencari cara agar kejadian yang serupa tidak terulang lagi. Cara – cara yang dapat ditempuh untuk memahami agar materi yang disampaikan oleh dosen agar bisa terserah adalah sebagai berikut :

How to Be a Good Teacher?


Dari berbagai masalah yang muncul dalam dunia pendidikan, guru sangat berperan penting dalam menyelesaikan permasalahan ini karena guru merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran terhadap peserta didiknya. Guru merupakan pahlawan pendidikan masa kini yang nyata. Musuh terbesar mereka bukanlah penjajah yang membawa senjata lengkap dan modern tetapi pada penjajahan moral dan etika yang sekarang ini melanda negara Indonesia. Bahkan, guru dianggap sebagai ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional. Utamanya dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal. Guru profesional dan bermartabat menjadi impian kita semua karena akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, kritis, inovatif, demokratis, dan berakhlak.