Senin, 30 Juli 2012

Menguak Hedonisme RSBI, Bisnis atau Pendidikan?


RSBI kini menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas dan diteliti seberapa bagus atau unggul mutu dan kualitasnya. Beberapa pertanyaan sering memunculkan rasa penasaran dan keingintahuan semua pihak tentang RSBI yang bahkan secara terang-terangan disampaikan kepada pimpinan sekolah yang menyandang gelar RSBI. RSBI yang menjadi dambaan pemerintah sudahkah benar-benar mengedepankan mutu dan kwalitas? Apakah Sekolah yang Bapak/Ibu pimpin menerima dan menetapkan sumbangan untuk masuk kelas RSBI? Kalau memang benar masuk sekolah RSBI harus membayar sumbangan, berapa besarnya? Apakah sumbangan untuk masuk RSBI itu sudah masuk pada RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)? Lalu, apakah sumbangan disekolah Bapak atau Ibu ada SPJ nya? Namun, ironisnya pertanyaan-pertanyaan tersebut mendapat jawaban yang tidak memuaskan atau bahkan sama sekali tidak dijawab oleh pihak sekolah yang bersangkutan.

Senin, 16 Juli 2012

Sistem Boarding untuk Anak SD, Efektifkah?


Akhir-akhir ini pendidikan berbasis asrama makin marak digencarkan. Terutama pada sekolah-sekolah swasta yang menawarkan berbagai bentuk fasilitas yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tujuan didirikan sekolah tersebut, salah satunya adalah dengan mendirikan asrama bagi siswa-siswinya. Keberadaan asrama pada suatu area atau kawasan pendidikan adalah dengan tujuan agar kegiatan siswa di luar jam sekolah dapat terkontrol serta dapat dijadikan suatu pembelajaran kemasyarakatan.


Perkembangan boarding school yang begitu cepat juga menjadikan banyak sekolah-sekolah di Indonesia baik sekolah umum, agama, ataupun yang lainnya mulai menerapkan sistem ini. Tak terkecuali sistem boarding school bagi anak-anak SD. Terlepas dari tujuan diadakannya boarding school, sistem ini ternyata mengundang berbagai macam presepsi dari berbagai kalangan jika harus diterapkan pada anak-anak SD. Namun, alangkah bijaknya jika opini tersebut juga diungkapkan dengan kalimat yang baik seperti yang akan saya ungkapkan disini.

Boarding school merupakan salah satu alternatif pendidikan yang ditawarkan untuk mencetak SDM yang berkualitas. Sistem ini kini bukan hanya dilakukan di lingkungan pondok pesantren, bahkan yayasan pendidikan formal dan non formal pun mulai menerapkannya. Belajar di sekolah berasrama memang berbeda dengan belajar di sekolah biasa. Saya pribadi sudah pernah merasakannya secara langsung. Pada umumnya, tujuan orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah berasrama adalah agar anak lebih mandiri, menggunakan waktu luangnya sebaik mungkin, terhindar dari salah pergaulan dan disiplin. Namun apakah ini juga berlaku bagi anak-anak SD? Bukankah mereka memang anak-anak yang masih ingin merasakan hidup di alam bebas dan bercengkerama dengan keluarga?

Berangkat dari pengalaman saya dulu sewaktu tinggal di sekolah berasrama, disana saya juga satu atap dengan anak-anak SD yang notabenenya ternyata memang bukan keinginan mereka untuk tinggal di asrama, dengan kata lain karena paksaan orang tua. Alhasil, ketika si anak memang sejatinya tidak menginginkan tinggal di asrama, mereka hanya menjadi beban bagi orang lain. Sebagai contoh, ketika mereka menangis dan minta pulang di saat malam hari karena tidak bisa tidur, semua penghuni asrama yang lain merasa terganggu dan bahkan terkadang ada yang mengumpat dan bertindak kasar kepada mereka. Selain itu, peraturan-peraturan yang berlaku di suatu asrama juga harus diperhatikan. Dimana terkadang yang namanya anak tidak begitu memahami hal tersebut. Meskipun memang di asrama ada yang mengarahkan dan merawat anak-anak, tapi saya yakin hal tersebut tidak akan secara maksimal benar-benar mengontrol anak-anak. Terlebih jika jumlah perawat atau pengurus asrama tidak seimbang dengan jumlah anak SD yang harus diurus. Selain itu juga adanya pengurus tidak mampu benar-benar memposisikan dirinya sebagai pengganti sementara orang tua dari anak-anak tersebut. Pastilah yang diinginkan anak seumuran mereka adalah kasih sayang orang tua yang tidak mungkin digantikan dengan yang lain. Setega-teganya orang tua untuk memarahi anak pasti mereka masih menyayanginya dan masih dapat menahan amarahnya, lain halnya dengan pengurus atau perawat asrama yang notabene bukan orang tua mereka yang pastu tidak dapat benar-benar memberikan kasih sayang dan mencurahkan perhatian kepada anak. Hal ini sebenarnya sering kita jumpai di media massa tentang tindakan kriminal dan kekerasan yang dilakukan oleh pembantu rumah tangga kepada anak majikan yang mungkin tidak bisa ia redamkan tangisannya atau hal-hal sepele lainnya yang dilakukan sang anak yang memicu kekesalan pembantu.

Dampak-dampak ke depannya ketika memasukkan seorang anak SD ke dalam sekolah berasrama adalah karakter mandiri yang terlewat dalam menetap dalam pikiran anak yang ditakutkan ketika remaja benar-benar tidak dapat lagi menerima nasehat-nasehat atau saran dari orang tua karena menganggap dirinya sudah mandiri dan tidak membutuhkan nasehat dari orang tua. Selain itu juga, tidak bisa dijamin ketika anak masuk sekolah berasrama dapat terhindar dari salah pergaulan. Buktinya, ketika anak keluar dari asrama justru ia seakan-akan seorang tahanan yang baru keluar dari penjara dan melakukan apa saja yang tidak dapat dilakukannya di dalam asrama.




Bagi saya pribadi sih memang tidak ada salahnya untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan anak, terlepas apakah dimasukkan ke dalam sekolah berasrama atau tidak. Tapi, yang perlu dipertimbangkan lagi adalah kemauan dan keadaan dari anak itu sendiri. Ketika anak memang sudah tidak ingin untuk dimasukkan ke asrama, maka jangan sampai memasukkannya ke dalam asrama, karena ditakutkan justru akan menimbulkan keonaran di asrama sebagai bentuk pelampiasannya. Selain itu, juga harus benar-benar mengetahui segala sesuatu tentang sekolah berasrama yang akan dijadikan tempat anak untuk belajar dan tinggal di sana. Bagaimana peraturan dan tata tertib disana, siapa saja yang akan menjadi pendamping anak sehari-harinya, bagaimana jadwal aktivitas sehari-hari anak, bagaimana keadaan lingkungannya, kebersihannya, dan juga yang lainnya. Satu informasi saja tidak cukup, mengingat betapa berharganya buah hati kita semua. Jangan malu dikatakan rewel atau cerewet lantaran banyak bertanya, karena itu menunjukkan betapa sayangnya kita pada anak. Jadi, semuanya harus benar-benar dipikirkan secara matang demi kesejahteraan anak-anak dan juga masa depannya. Satu kalimat penutup dari saya, tidak ada yang salah dengan sistem boarding school , bahkan saya sendiri bangga karena merupakan seorang lulusan dari sana, tapi yang perlu ditinjau kembali adalah apakah boarding school tersebut mampu menjalankan perannya secara profesional atau tidak.


Minggu, 15 Juli 2012

Pengen cepat menguasai bahasa asing? Ini dia kuncinya.


Kemampuan berbahasa asing adalah salah satu kebutuhan utama terlebih bahasa internasional seperti bahasa inggris dan bahasa mandarin. Mengapa demikian? Karena seperti yang kita lihat semakin banyak saja orang asing yang datang ke Indonesia, mulai dari hanya untuk jalan-jalan atau berlibur, mencari pekerjaan, hingga menciptakan lapangan pekerjaan dan sampai menetap di Indonesia. Dengan terjadinya hal demikian, kita sebagai penduduk pirbumi mau tidak mau harus berinteraksi dengan mereka yang tentunya juga harus didukung dengan kemampuan berbahasa asing sesuai dengan bahasa yang mereka pakai. Bukan hanya itu sebenarnya faktor yang menjadikan semakin digencarkannya pendidikan bahasa asing di Indonesia. Tapi juga karena ada faktor-faktor yang lain, seperti keinginan untuk pergi jalan-jalan ke luar negeri, mencari ilmu, mencari pekerjaan, atau hanya sekedar mencari pengalaman di negeri asing.


Berkaitan dengan semua hal diatas, bahasa inggris dan bahasa mandarin menjadi salah satu bahasa kebutuhan kita sebagai orang Indonesia. Namun sejatinya bukan hanya kedua bahasa tersebut, tapi juga bahasa-bahasa asing lain, seperti bahasa jepang, korea, jerman, perancis, dan lainnya. Banyak juga sekolah-sekolah di Indonesia yang kini mulai memprogramkan kurikulum bahasa asing bagi murid-muridnya. Nah, sebenarnya bagaimana sih cara-cara agar kemampuan dalam berbahasa asing menjadi lancar?
Berikut ini kunci-kunci ajaib dalam usaha meningkatkan kemampuan anda dalam berbahasa asing.

1. Sungguh-sungguh

Bagi Anda semua yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa asing harus sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dan jangan setengah hati saja. Bahkan alangkah lebih baiknya lagi jika Anda juga sudah menentukan target terkait dengan kemampuan bahasa asing Anda di sebuah kertas dan ditempelkan di tempat yang sering Anda temui. Salah satu pepatah dari Arab mengatakan “Bersungguh-sungguhlah, jangan malas, dan jangan menjadi orang yang lalai. Maka sesungguhnya penyesalan ada di akhir bagi mereka itu.” Atau kita juga perlu memikirkan hukum III Newton yang berbunyi Aksi= Reaksi, jadi balasan kita nanti akan seimbang dengan usaha kita atau bahkan atas kehendak Tuhan YME bisa melampaui jauh melebihi usaha kita.

2. Persiapan yang matang

Ini adalah salah satu hal yang paling penting. Mengapa demikian? Karena bagaimana mungkin kita dapat mengajar atau mempelajari bahasa asing tanpa ada alat-alat yang mendukung proses tersebut. Alat-alat yangdimaksud disini mulai dari buku-buku penunjang bahasa asing, video percakapan atau video aplikasi yang lain (misalnya, dalam mempelajari bahasa mandarin ada aplikasi “Happy Chinese I & II”, Everyday Chinese, dan juga tutorial bahasa dari sumber yang lain), surat kabar atau majalah berbahasa asing, atau bisa juga dengan film-film berbahasa asing.

3. Praktek

Jika Anda sudah menguasai atau setidaknya Anda sudah memahami dasar-dasarnya, yang harus Anda lakukan selanjutnya adalah mempraktekkan kemampuan berbahasa Anda dengan orang terdekat Anda untuk mengasah kemampuan Anda dalam berbicara. Dan juga alangkah lebih baiknya lagi jika Anda langsung mempraktekkannya dengan native speaker ( bisa bule yang Anda temui di sekitar Anda).

4. Menonton film bahasa asing & Mendengarkan lagu-lagu

Nah, cara ini juga sangat membantu Anda semua untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa asing atau juga bagi Anda yang merupakan seorang pengajar dapat menarik perhatian anak didik Anda melalui cara ini. Karena saya jamin 100% tidak sedikit mereka yang lebih suka belajar tapi dengan cara-cara yang tidak jenuh dan tidak semata-mata berkutat dengan buku-buku yang tidak terlalu menarik perhatian mereka.
Sebagai bukti nyata dari cara ini adalah mereka yang lebih cepat memahami bahasa asing lewat film, drama atau pun lagu-lagu. Misalnya saja bahasa korea yang dengan cepat dapat dikuasai oleh mereka yang gemar mengkonsumsi produk-produk industri musik negeri ginseng ini.

5. Membiasakan diri menulis kata-kata dalam bahasa asing secara baik dan benar

Carilah teman dari negara asing untuk melakukan conversation atau percakapan dengan orang asing tersebut. Dengan Anda melakukan percakapan dengan orang asing, maka Anda tertantang untuk memberikan yang terbaik. Jika orang asing tersebut mengerti dengan chat Anda, berarti Anda sduah berhasil menguasai bahasa asing tersebut.

Dan satu lagi sebenarnya poin tambahan untuk dapat dengan cepat meningkatkan kemampuan komunikasi Anda dalam berbahasa asing yaitu melalui sistem Boarding atau asrama, seperti yang dilakukan oleh perintis kampung Pare di Jawa Timur yang memulai usahanya dalam meningatkan kemampuan bahasa inggris anak didiknya dengan sistem asrama atau juga bisa dilakukan dengan sistem reward and punishment bagi mereka yang mengikuti seluruh aturan berbahasa atau mereka yang melanggar aturan dan tidak menggunakan bahasa asing.

Demikian opini saya terkait tentang pentingya kemampuan berbahasa asing dan cara-cara untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

with Language We Can Touch The World


Wo de Lao Shi

Kali ini saya akan menceritakan dua guru bahasa Mandarin saya waktu SMA. Sama dengan sekolah-sekolah yang lainnya, di SMA ku pun ada program unggulannya yaitu Bahasa Mandarin dan program pembelajaran berbasis IT, terutama laptop. Selama 3 tahun SMA, saya diajar bahasa mandarin oleh dua guru yang berbeda. Dua tahun pertama bersama Zheng Lao Shi dan setahun terakhir bersama dengan Isha Lao shi. Nah, saya akan menceritakan berbagai pengalaman belajar bahasa mandarin bersama kedua guruku yang paling semangat itu.



Pertama saya akan menceritakan tentang Zheng lao shi atau yang biasa dipanggil dengan nama “Maxim”. Maxim mempunyai semangat mengajar sangat tinggi, bahkan melebihi dari murid-muridnya. Satu poin plus lagi buat Maxim adalah kesungguhannya dalam mempelajari bahasa indonesia. Saya saja sangat malu dengan guruku yang satu ini, karena dia mampu mempelajari bahasa indonesia dengan cepat, sementara saya mempelajari bahasa mandarin sangat lambat. Selain itu, Maxim juga mempunyai cara mengajar yang oke banget. Maxim benar-benar memahami kemauan muridnya. Maxim juga mampu membuat kelas menjadi asyik dan mampu menarik perhatian murid-muridnya. Di sekolah, saya mendapatkan pelajaran bahasa mandarin satu minggu sekali selama 2 jam. Nah, satu jam pertama digunakan Maxim untuk melanjutkan pelajaran dan satu jam yang terakhir Maxim isi dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang lain, antara lain belajar lewat aplikasi-aplikasi pembelajaran bahasa mandarin yang langsung Maxim datangkan dari China, mendengarkan cerita-cerita lao shi tentang kebudayaan china, nonton film mandarin bersama-sama, dan juga masih ada beberapa cara lain yang sifatnya kondisional, dalam artian sesuai dengan materi bahasa mandarin yang diajarkan. Misalkan jika sedang belajar tentang kebudayaan China yang sangat beraneka ragam, maka Maxim akan memutar video-video tentang festival budayan di China.

Maxim juga sangat menghargai waktu. Maxim benar-benar memanfaatkan waktu 2 jam itu dengan semaksimal mungkin. Bahkan meskipun hari itu Kediri sedang turun hujan dengan lebatnya, Maxim tetap semangat untuk pergi mengajar murid-muridnya yang padahal belum tentu juga murid-muridnya itu semangat untuk pergi ke sekolah. Saat-saat yang paling mengesankan juga ketika Maxim membimbing saya dan juga teman-teman saya untuk mengikuti lomba Chinese Bridge di Surabaya. Maxim sangat semangat untuk membimbing saya. Tiap malam mulai dari jam 7 sampai jam sepuluh, Maxim selalu menyempatkan waktunya untuk mengajari saya segala hal tentang bahasa mandarin dan juga china pada umumnya. Mulai dari belajar tentang pidato dalam bahasa mandarin, talent show, kaligrafi china, dan juga bagaimana menjawab pertanyaan saat tes wawancara. Bahkan kadang meskipun saya merasa lelah dan ngantuk tapi tidak demikian dengan Maxim. Saya jadi berpikir pantas saja orang china kebanyakan sukses dan kaya raya, karena memang ternyata semangatnya sangat tinggi dan juga tidak pantang menyerah.
Ada beberapa cerita menarik yang tidak pernah saya lupakan saat belajar bersama dengan Maxim. Suatu hari saat sedang belajar bahasa mandarin, tiba-tiba saja ada suatu kejadian yang membuat seisi kelasku tertawa dan BRAK!! Tiba-tiba pula Maxim memukul meja di barisan depan sangat keras sampai semuanya terdiam. Saat itu saya lihat wajah Maxim memerah dan nampak menahan amarah. “Kenapa kalian tertawa?” itulah kalimat yang keluar dari Maxim sesaat setelah memukul meja, seisi kelas tidak ada yang berani menjawab, ternyata Maxim merasa tersinggung karena tidak diperhatikan sama murid-muridnya dan bahkan murid-muridnya malah tertawa. Namun, amarah Maxim ternyata hanya sebentar, saat bel pergantian jam Maxim justru meminta maaf kepada murid-muridnya karena sudah memukul meja tadi dan sudah memarahi mereka. Saat itu juga saya jadi merasa kalah dengan Maxim karena ternyata Maxim berjiwa besar, tidak seperti murid-muridnya yang justru tidak ada niatan minta maaf karena telah menyinggung hati Maxim sebagai gurunya.

Maxim juga tipe guru yang sangat menghargai prestasi muridnya. Ia selalu memberikan kenang-kenangan pada murid-muridnya yang mendapat nilai tertinggi sewaktu ujian. Mulai dari post card , gantungan kunci, sampai CD Aplikasi china Maxim berikan secara cuma-cuma kepada muridnya. Bahkan sewaktu saya mengikuti lomba, Maxim memberikan kuas asli china sekaligus tintanya kepada saya secara gratis dan juga beberapa majalah china dan CD aplikasi. Hal itulah yang juga membuat saya dan murid-murid Maxim yang lainnya semakin semangat dalam belajar bahasa mandarin. Satu hal lagi yangmembuat saya semakin tersanjung dengan Maxim adalah saat pidato perpisahan yang diucapkan oleh Maxim sambil menangis dan mengatakan kalimat-kalimat yang membuat saya dan juga pihak yayasan SMA saya semakin terharu.

Saya minta maaf karena tidak berhasil memberangkatkan anak didik saya ke lomba chinese bridge tingkat internasional. Saya sangat bangga dengan murid-murid disini yang sangat antusias belajar bahasa mandarin. Saya juga suka dengan sarung yang diberikan oleh teman-teman guru, bahkan saya juga membelikan satu sarung untuk ibu saya. Nasi bungkus disini murah, tapi di Jakarta mahal.

Itulah sepenggalan kalimat yang diucapkan Maxim dengan bahasa indonesia meskipun masih terbata-bata tapi kalimat itu benar-benar tulus diucapkannya. Bahkan Maxim sampai menangis dan tidak melanjutkan lagi pidatonya. Dua tahun Maxim menemaniku belajar bahasa mandarin dan sukses membuat saya ingin sekali pergi ke China dan belajar di sana.

Nah, lain lagi ceritanya dengan guru madarinku yang kedua ini. Ia bernama Isha Lao shi dan seorang muslim. Ia memiliki cara mengajar yang juda hampir sama dengan Maxim. Ia memiliki semangat mengajar yang tinggi dan juga sangat memegang prinsipnya. Tapi satu hal yang kadang membuat pembelajaran di dalam kelas tidak begitu sukses adalah Isha lao shi sering tidak cocok dengan guru mandarin pendamping yang asli indonesia. Namun, dibalik itu semua Isha lao shi juga sangat menghargai muridnya bahkan ia berjanji akan menjadi tour guide yang baik ketika ada salah satu muridnya yang bepergian atau belajar ke China. Isha lao shi juga berjanji akan menunjukkan restoran-restoran yang halal bagi seorang muslim seperti dirinya. Hanya itu cerita tentang Isha lao shi mengingat saya hanya belajar bahasa mandarin bersamanya ketika saya kelas 3 SMA dan itupun tidak full selama setahun karena kesibukan mengikuti bimbingan belajar untuk persiapan UAN SMA.