Senin, 09 Januari 2012

Allah Tidak Berhijab


“Ketahuilah bahwa;
Allah itu tidak berhijab
Karena sesungguhnya yang terhijab
Adalah diri anda sendiri
Dalam memandang kepada-Nya

Jika Allah dihijab oleh sesuatu,
Pasti sesuatu itu menutupi-Nya,
Jikalau Dia punya pembatas tutup,
pasti Dia itu terbatas.
Sedangkan setiap pembatas itu
pasti punya sesuatu pada yang dibatasi.
Padahal Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.

Andalah yang menghijab diri Anda sendiri,
Sehingga Anda terhijab rapat dalam kegelapan hidup.
Terhijab dari apa?
Dari tabiat buruk Anda,
Dari sifat-sifat tercela Anda,
Dari panca indera Anda,
Dari hawa nafsu Anda,
Dari dunia materi di sekitar Anda,
Dari budaya dan sejarah Anda,
Dari bahasa tekstual (harfiah) Anda,
Dari persepsi dan persangkaan Anda,
Dari kebanggaan amal-amal Anda,
Dari kecongkakan ilmu Anda, dan
Dari segudang aib dan dosa Anda”.   
       (Disadur dari buku Al-Hikam ibn ‘Atha’illah Al-Sakandari)

Dari kutipan sajak di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya kita bisa melihat dzat Allah, hanya saja berjuta-juta bahkan tak terhitung dosa telah membutakan mata hati kita. Bukti bahwa kita bisa melihat dzat Allah telah tercatat dalam sejarah, diantaranya ketika Nabi Musa as melihat dzat Allah di bukit tursina. Bukankah hal itu menunjukan bahwa sebenarnya kita bisa melihat dzat-Nya? Lalu, kenapa sekarang kita tidak bisa? Apa karena sekarang Allah terhijab? Atau karena sekarang kita buta?
Well, berbagai pertanyaan langsung berjejer rapi di otak kita menunggu kepastian jawaban. Padahal sejatinya jawabannya ada pada diri kita sendiri. Kita tidak bisa melihat dzat Allah karena banyaknya dosa dan maksiat yang kita perbuat, kesombongan dan kecongkakan kita, dan lain-lain. Itulah sebab-sebab atau factor X yang menghalangi penglihatan mata hati kita pada dzat Allah, bukan lantaran Allah yang terhalang. Kalau Allah terhalangi oleh sesuatu itu artinya Allah sama dengan makhluk-Nya. Bukankah Allah bersifat mukholafatul lilhawaditsi (berbeda dengan makhluk-Nya)??? Allah tidak akan mungkin memperkenankan kita, hambanya yang berlumuran dosa, melihat dzat-Nya. Allah justru akan memberikan laknat kepada hamba-hambanya yang sering bermain-main dalam ibadahnya. Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar