Senin, 09 Januari 2012

To Know But Not to Do is Not Yet to Know



Pernah dengar pepatah itu nggak, kawan? Well, seandainya semua orang pernah dengar pepatah tersebut, mungkin dunia ini diwarnai dengan berbagai perlombaan mengabdikan dirinya pada masyarakat, mengamalkan ilmu yang pernah mereka peroleh, dan tidak ada lagi jurang pemisah antara si pintar dan si bodoh. Pepatah yang diucapkan oleh Confucious tersebut mengajarkan kita satu ilmu yang sangat berharga yaitu “To know but not to do is not yet to know “ (mengetahui tapi tidak melakukan sama artinya tidak mengetahui)”. Saya setuju sekali dengan apa yang dikatakan oleh guru spiritual dari china tersebut. Kita memang diwajibkan untuk mengamalkan ilmu yang kita dapatkan, kita tidak diperkenankan menyimpannya atau bahkan menyembunyikannya dari orang lain. Lantas apa gunanya donk ilmu kita jika tidak untuk diamalkan? Diawetkan dalam otak? Atau dijualbelikan?
Nabi Muhammad SAW bersabda; Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan diatas adalah tangan seorang yang memberi, sedangkan tangan di bawah adalah tangan seorang yang meminta. Nah lho??? Ternyata agama islam juga mengajarkan hal yang serupa. Kita harus dengan senang hati membuka tangan kita, memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain, baik diminta atau pun tidak. Masih ingat dengan analogi hukum spiritual yang mengungkapkan bahwa “seberapa banyak yang kita dapatkan sekarang atau kelak adalah sesuai dengan apa yang pernah kita berikan”. So, jika anda sekarang hanya memperoleh sedikit uang, berarti anda jarang bersedekah uang pada orang lain. Jika ilmu anda tak pernah bertambah, hanya itu-itu saja yang anda dapat, itu artinya anda tidak pernah mengamalkan ilmu anda pada orang lain. Hayo…..siapa yang kayak gitu??? Ingatlah, kawan!
"Ilmu tanpa diamalkan bagai pohon tak berbuah"

Tentunya kita semua ingin mempunyai pohon yang berbuah lebat, benar nggak? Mana ada orang yang mengharapkan pohonnya tumbuh tak berbuah. Tentunya kalau ada sebuah pohon yang tak berbuah atau berbuah tapi hambar rasanya, akan segera ditebang dan diganti dengan yang baru. Begitu juga dengan kita semua, kawan. Kalau kita menjadi orang yang berilmu, pasti kita tidak akan hidup secara cuma-cuma. Kita akan dibutuhkan oleh semua orang. Tak hanya itu, kawan, kita juga akan terbuang dan tersingkirkan dari masyarakat kita. Lama-lama kita tak ada bedanya dengan sampah yang hanya mengotori suatu lingkungan. Apa kita semua rela dianggap sampah???
Itulah kawan, kita harus senantiasa mengamalkan ilmu-ilmu yang kita peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sungkan-sungkan mengajari teman-teman kita yang membutuhkan bantuan kita. Mari kita mulai sekarang berlomba-lomba bagaimana biar kita menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain

0 komentar:

Posting Komentar